Dinas LHK Sumut dan Yayasan PETAI gelar FGD Kajian Spasial Tutupan Lahan
- Istimewa/VIVA Medan
VIVA Medan –Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sumatera Utara (Sumut) bekerja sama Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) membahas hasil awal Kajian Spasial Tutupan Lahan Sumut Periode 2006–2023.
Kegiatan ini bertujuan menghimpun masukan strategis dari para pemangku kepentingan lintas sektor dalam rangka mendukung perumusan kebijakan tata kelola lahan yang berbasis data, inklusif, dan berkelanjutan.
FGD dibuka secara resmi Normalia Zubair, S.STP, mewakili Kepala DLHK Sumut. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif seluruh peserta untuk memberikan masukan yang konstruktif terhadap draf kajian yang tengah disusun.
“Proses ini adalah bagian dari ikhtiar kita bersama untuk memastikan bahwa tata kelola tutupan lahan di Sumatera Utara dibangun atas dasar kolaborasi dan keilmuan,” ucap dalam keterangannya, Senin 23 Juni 2025.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari instansi pemerintah, Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH), Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL).
Kemudian Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU), serta lembaga swadaya masyarakat. Keberagaman peserta diharapkan mampu memperkaya perspektif dan memperdalam diskusi lintas sektor dalam penyusunan kajian.
Ada 2 narasumber utama turut memberikan paparan. Pertama, Tumpak Dolok Siregar dari DLHK Sumut menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam menjaga tutupan lahan, termasuk tekanan alih fungsi lahan, lemahnya sistem pengawasan, serta ketidaksinkronan tata ruang.